Rabu, 23 Juni 2010

TIDUR PAGI PASTI ADA SEBABNYA

Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa sebab. Itu mustahil. Begitu juga kebiasaan tidur pagi, pasti ada sebabnya. Apa saja sebabnya menurut agama ini? Berikut penjelasan empat sebab tidur pagi dan solusinya.

[Sebab pertama] Tidak shalat malam

Tidak shalat malam dapat menyebabkan malas di pagi harinya. Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengerjakan sholat malam karena dengan melakukan hal tersebut akan terlepaslah ikatan-ikatan setan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ

"Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, "Malam masih panjang, tidurlah!". Jika dia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas." (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Benar pula perkataan seorang tabi’in bahwa dengan mengerjakan shalat malam, wajah akan menjadi berseri di pagi hari. Yaitu seorang ulama hadits dari Kufah, Syarik An Nakho’i bin ‘Abdillah, ketika mendiktekan hadits kepada murid-muridnya, di sela-sela mendikte, beliau mengatakan kepada seorang muridnya –yaitu Tsabit bin Musa Az Zahid-,

مَنْ كَثُرَتْ صَلاَتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ

Barangsiapa banyak mengerjakan shalat di malam hari, wajahnya akan berseri di pagi harinya.” (HR. Ibnu Majah no. 1333. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if dalam Shohih wa Dho’if Sunan Ibnu Majah)

Tsabit bin Musa menyangka bahwa ini adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal ini hanyalah perkataan gurunya Syarik karena melihat kezuhudan dan kewaro’an yang ada padanya. (Lihat Taysir Mushtholahul Hadits, hal. 86, Darul Fikr dan Laysa Min Qoulin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 89, Maktabah Awladu Syaikh)

Juga disebutkan dalam sebuah hadits bahwa orang yang tidak shalat malam berarti telah dikencingi oleh setan.

Dari Abu Wa’il, dari Abdullah, beliau berkata, “Ada yang mengatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa terdapat seseorang yang tidur malam hingga shubuh (maksudnya tidak bangun malam, pen). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan,

« ذَلِكَ الشَّيْطَانُ بَالَ فِى أُذُنَيْهِ ».

Demikianlah setan telah mengincingi kedua telinganya.” (HR. An Nasa’i no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1330. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 640 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

[Sebab kedua] Sering begadang

Begadang bisa menyebabkan lelah dan ngantuk di pagi harinya.

Cara mengatasinya adalah dengan tidur di awal malam.

Dari Abu Ishaq, beliau berkata bahwa beliau menanyakan kepada Al Aswad bin Yazid tentang perkataan ‘Aisyah mengenai shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Aisyah berkata,

كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَيُحْيِى آخِرَهُ ثُمَّ إِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى أَهْلِهِ قَضَى حَاجَتَهُ ثُمَّ يَنَامُ فَإِذَا كَانَ عِنْدَ النِّدَاءِ الأَوَّلِ - قَالَتْ - وَثَبَ - وَلاَ وَاللَّهِ مَا قَالَتْ قَامَ - فَأَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ - وَلاَ وَاللَّهِ مَا قَالَتِ اغْتَسَلَ. وَأَنَا أَعْلَمُ مَا تُرِيدُ - وَإِنْ لَمْ يَكُنْ جُنُبًا تَوَضَّأَ وُضُوءَ الرَّجُلِ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ صَلَّى الرَّكْعَتَيْنِ.

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur di awal malam dan beliau menghidupkan akhir malam (dengan shalat). Jika beliau memiliki hajat (baca : hubungan badan dengan istrinya), beliau menunaikan hajat tersebut kemudian beliau tidur. Pada adzan shubuh pertama, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk (‘Aisyah tidak mengatakan bahwa beliau bangun). Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menuangkan air (‘Aisyah tidak mengatakan bahwa beliau mandi, dan aku mengetahui apa yang ‘Aisyah maksudkan). Jika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dalam keadaan junub, beliau berwudhu seperti wudhu seseorang yang hendak shalat. Kemudian beliau shalat dua raka’at." (HR. Muslim no. 739)

Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat Isya' dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari no. 568)

[Sebab ketiga] Terpengaruh dengan teman yang punya kebiasaan tidur pagi

Ingatlah karena dekat dengan teman atau tetangga yang sering malas-malasan, kita juga bisa terpengaruh.

Cara mengatasi hal ini adalah dengan memilih teman yang rajin, yang selalu menjaga waktunya di pagi hari, sehingga kita bisa tertular kerajinannya.

[Sebab keempat] Kebiasaan

Ini juga adalah sebab orang sering tidur pagi karena kesehariannya memang seperti ini. Selepas shalat shubuh, kebiasaannya adalah menghampiri kasur, mengambil selimut dan bantal, sehingga pulas tidur hingga matahari meninggi lalu beranjak kerja atau kuliah. Orang yang punya kebiasaan seperti ini telah hilang keberkahan dari dirinya di waktu pagi.

Cara mengatasinya dengan bersungguh-sungguh menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dan senantiasa dibarengi dengan meminta tolong pada Allah. Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam jalan Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al 'Ankabut [29) : 69)


Sumber : rumaysho.com

MENIKAH BUKAN UNTUK UNJUK PRESTASI

Seorang muslimah dengan berkaca-kaca bercerita kepada saya bahwa ia ingin segera menikah. Masalah itu begitu berat membebani pikirannya bahkan mempengaruhi ibadahnya. Ia menjadi tidak tenang, shalat tidak khusyu', juga sulit tidur. Kondisi fisiknya tentu jadi ikut terpengaruh.

Saya sedih mendengar curhatnya. Saya juga mencoba memahami perasaannya. Tapi wajarkah jika hal ini mengacaukan segalanya?

Saya meyakini Allah bisa menjodohkan hamba-Nya kapan saja. Tapi, seringkali Dia mempunyai rencana lain yang mesti kita ambil hikmahnya sebanyak-banyaknya. Saya menyadari menikah bukan prestasi yang harus dibanggakan. Bahagia mungkin benar, karena ia adalah anugrah istimewa. Tapi merasa bangga dan lebih baik dibanding orang lain, jelas tidak tepat. Apalagi dianggap segala-galanya.

Saya gemas mendengar seorang ummahat berujar kepada muslimah yang usianya jauh lebih tua namun belum berkeluarga, ''Wah, kalau gitu saya dong yang harusnya dipanggil 'Mbak'. Anak saya kan sudah tiga.'' Saya saja tidak nyaman dengan ucapannya, apalagi yang bersangkutan? Saya tidak tahu, apakah ia sudah kehilangan kepekaan? Atau, memang begitu sifat manusia yang kerap di 'uji' dengan berbagai kemudahan dari Allah?

Seandainya tidak terlambat menemukan ungkapan indah dalam surat Al-Kahfi ayat 46: ''Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untuk menjadi harapan.'' Tentu saat itu saya akan menyadarkannya untuk bersikap lebih dewasa.

Manusia boleh berharap banyak tapi tidak selalu bisa memilih. Seandainya bisa pasti ia akan memilih yang 'enak-enak' berdasarkan nafsunya. Inilah bagian dari mengimani takdir. Dalam masalah jodoh, perspektif iman harus senantiasa dikedepankan. Banyaknya muslimah yang belum menikah pada usia matang harus disikapi secara arif. Selain harus dicari solusinya, muslimah sebaiknya melakukan pembekalan diri. Semuanya tergantung kepadanya, apakah ia akan memandang sebagai ujian ataukah kelemahan? Jika ujian, maka mencari hikmah sebanyak-banyaknya akan lebih berkesan dan membahagiakan daripada mencemaskannya. Jika dianggap kelemahan, tidak akan ada yang didapat selain perasaan tertekan.

Menikah adalah sunah Rasul dan ibadah, ia pun merupakan ladang jihad muslimah. Saya yakin prestasi dan kualitas seorang muslimah sebelum menikah berbanding lurus dengan kualitasnya sesudah menikah. Artinya, kualitas seseorang setelah berumah tangga baik secara ruhiyah, fikriyah maupun amaliah sangat dipengaruhi bagaimana sosoknya sebelum menikah. Fenomena futur setelah menikah sering terjadi, karena kurangnya pemahaman dan wawasan tentang pernikahan sejak masih lajang. Karena pernikahan dianggap prestasii tertinggi yang bisa diraih.

Jika Allah memang belum mengabulkan apa yang kita harapkan, hiburlah diri dengan prasangka tinggi bahwa semakin Allah menunda insya Allah semakin baik kualitas yang akan Allah berikan suatu saat nanti karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya. Bagi yang sudah berkeluarga, selayaknya mensyukuri pernikahan dengan mengemban amanah sebaik-baiknya. Kalaupun belum mampu memberikan solusi, menjaga perasaan dan memiliki kepekaan kepada sesama adalah hal terbaik dalam ikatan ukhuwah kita.

Sumber : ummi.co.id

Rabu, 09 Juni 2010

TIPS MAKAN SEHAT CARA NABI

Tips Makan Sehat Cara Nabi
1.Biasakan mencuci tangan sebelum & sesudah makan
Suatu perbuatan yang telah di contohkan & dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya:

“Barangsiapa menginginkan agar Allah memperbanyak kebaikan rumahnya,maka hendaklah ia selalu berwudhu ketika santapannya datang & diangkat.”
(HR. Ibnu Majah)

“Apabila salah seorang di antara kamu makan,hendaklah ia membaca basmallah. Dan apabila ia lupa membaca basmallah pada awalnya,maka hendaklah ia membaca bismillahi awwalahu wa akhirahu.” (HR.Abu Daud & Tirmidzi)

2.Biasakan berdoa sebelum & sesudah makan maupun minum.
“Sesungguhnya Allah meridhoi seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan,ia memujiNya & apabila minum minuman ia pun memujiNya.” (HR.Muslim)

3.Makanlah sesuai dengan kecukupan gizi
“Makan & minumlah sesuai kebutuhan & janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS.Al A’raaf:31)

“Tidak ada tempat yang lebih jelek dari perut seseorang yang dipenuhi oleh makanan. Cukuplah bagi anak Adam (manusia) beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Dan sekiranya harus demikian,maka sepertiga untuk makanannya,sepertiga untuk minumannya & sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR.Ahmad)

“Orang mukmin itu makan di satu usus sedangkan orang kafir makan di tujuh usus.” (HR.Muttafaqun’alaih)

4.Biasakan makan & minum sambil duduk
Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW melarang seseorang minum sambil berdiri.
Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas bagaimana kalau makan.”
Ia menjawab, “bahwa itu lebih buruk.” (HR.Muslim)

5.Jangan makan sambil bersandar.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak akan makan sambil bersandar.”
(HR.Bukhori & Muslim)

6.Makan dengan menggunakan tangan kanan
“Wahai anakku,sebutlah nama Allah & makanlah dengan tangan kananmu & makanlah apa yang didepanmu.” (HR.Muttafaqun’alaihi)

7.Biasakan mengonsumsi buah sebelum makan makanan padat
Jika buah dikonsumsi sebelum makan maka seratnya akan mendorong sisa-sisa makanan yang telah masuk lebih dulu lalu akan dikeluarkan lebih dulu juga sehingga tidak terjadi penumpukan sisa makanan yang lama dengan sisa makanan yang baru.
“Jika seseorang berbuka,hendaklah ia berbuka dengan kurma. Sekiranya tidak ada kurma maka hendaklah ia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu bersih lagi suci.”(HR.Abu Daud & At Tirmidzi)


8.Hindari minum sambil bernapas atau meniupnya
“Rasulullah telah melarang bernapas di dalam bejana atau meniup air di dalamnnya.”
(HR.At Tirmidzi)
Mengapa demikian??? Ternyata larangan beliau sangat masuk akal & bisa dibuktikan secara ilmiah. Saat kita menarik napas kita menghirup O2 & saat mengeluarkannya sudah berubah menjadi CO2,jika air (H2O) bereaksi dengan CO2 maka akan berubah menjadi asam cuka (H2C2o3) yang dapat menimbulkan bau tak sedap dalam air tersebut.

9.Hindari minum & makan dlm satu kali tegukan
“Janganlah kalian minum dengan sekali teguk seperti minumnya Unta,tetapi minumlah dua atau tiga kali teguk. Dan bacalah basmallah jika kamu minum serta hamdallah jika kamu selesai minum.” (HR.At Tirmidzi)

10.Jangan pernah mencela atau memaki makanan
“Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan & jika tidak suka maka ia tinggalkan.” (HR. Muttafaqun’alaihi).

11.Biasakan menutup tempat makanan & minuman
“Tutuplah bejana & tutuplah tempat minum karena dalam satu tahun itu ada satu malam dimana wabah penyakit turun. Setiap kali wabah itu melewati bejana tidak ditutup atau tempat minum yang tidak ditutup pasti akan menaruhkan bibit penyakitnya ditempat tersebut.” (HR.Muslim)


12.Biasakan selalu menjaga kebersihan gigi
“Bersiwaklah (menggosok gigi) kamu sekalian sebab bersiwak itu adalah membersihkan mulut & membuat Allah menjadi senang. Setiap malaikat Jibril datang kepadaku selalu berpesan untuk bersiwak (menggosok gigi).” (HR.Ibnu Majah)
Didalam mulut kita banyak sekali bakteri streptococcus mutans,dari setiap makanan yang menempel disela-sela gigi terutama makanan yang mengandung gula & makanan sumber karbohidrat seperti nasi,setiap 20 menit akan difermentasi oleh bakteri streptococcus mutans. Hasil fermentasi tersebut akan menghasilkan asam yang dapat menimbulkan bau mulut tak sedap & menimbulkan karies gigi.
(Sumber:The Miracle,Mengungkap Rahasia Makanan & Minuman Berkhasiat dalam Al Qur’an).
WALLAHU’ALAM BISSHOWAB….

Kamis, 08 April 2010

"Katakanlah tidak akan pernah ada satu musibah yang menimpa kita kecuali Allah tetapkan pada kita & hanya pada Allah jualah orang-orang beriman bertawakal"
(QS At Taubah:51)